Oleh: M. Djindar Tamimy
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Pendahuluan
Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat
perjuangan untuk mencapai suatu cita.
Muhammadiyah didirikan diatas (berlandaskan) dan untuk
mewujudkan pokok pikiran-pokok pikiran yang merupakan prinsip-prinsip/pendirian
bagi kehidupan dan perjuangannya.
Pokok pikiran-pokok pikiran/prinsip-prinsip/pendirian yang
dimaksud itu merupakan asas-asas KEPRIBADIANNYA.
Diatas Pokok pikiran-pokok pikiran/prinsip-prinsip/pendirian
yang dimaksud adalah hak dan nilai hidup Muhammadiyah secara idiologis.
Pokok pikiran-pokok pikiran/prinsip-prinsip/pendirian yang
dimaksud itu telah diuraikan dalam muqaddimah anggaran dasar muhammadiyah.
Keterangan tentang Lahirnya Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
dibuat oleh almarhum Ki Bagus H. Hadikusumo (Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah
tahun 1942-1953), dengan bantuan beberapa orang sahabatnya. Dimulai menyusunnya
pada tahun 1945 dan disahkan pada sidang tanwir tahun 1951.
2. Disusunnya Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah tersebut menjadi latar belakang yang perlu sekali diketahui untuk
dapat memahami fungsinya.
3. Latar belakang tersebut ialah mulai
nampak/terasa adanya kekaburan dalam Muhammadiyah sebagai akibat proses
kehidupannya sesudah lebih dari 30 tahun, yang ditandai oleh:
a. terdesaknya pertumbuhan dan perkembangan
jiwa/ruh Muhammadiyah oleh perkembangan lahiriayah.
b. masuknya pengaruh dari luar yang tidak
sesuai yang sudah menjadi lebih kuat.
4. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
tersebut merupakan hasil ungkapan Ki Bagus menyoroti kembali pokok
pikiran-pokok pikiran almarhum KH. A. Dahlan yang merupakan kesadaran beliau
dalam perjuangan selama hidupnya, yang antara lain hasilnya ialah berdirinya
Persyarikatan Muhammadiyah.
5. Ki Bagus berharap mudah-mudahan dengan
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah ini dapatlah kiranya Muhammadiyah
dijaga, dipelihara dan atau ditajdidkan agar selalu dapat dengan jelas dan
gamblang diketahui: APA DAN BAGAIMANA MUHAMMADIYAH ITU.
Penjelasan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 7 (tujuh)
pokok pikiran-pokok pikiran/prinsip/pendirian, ialah:
Pokok Pikiran Pertama:
"Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-esakan)
Allah: ber-Tuhan, ber-ibadah serta tunduk dan ta'at hanya kepada Allah".
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran
Dasar sebagai berikut: “AMMA BA’DU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah
hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan ber’ibadah serta tunduk dan tha’at kepada
Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama
manusia”.
Keterangan:
1. Ajaran Tauhid adalah inti/essensi ajaran
Islam yang tetap, tidak berubah-ubah, sejak agama Islam yang pertama sampai
yang terakhir.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُوْلٍ
اِلاَّ نُوْحِي اِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنَا فَاعْبُدُوْنِ (الانبياء
: 25 )
“Tiadalah Kami
mengutus seorang utusanpun dari sebelum (Muhammad) kecuali senantiasa Kami
wahyukan kepadanya: bahwa sesungguhnya tiada Tuhan kecuali Kami. Maka
menghambalah kamu sekalian kepada-Ku”. (Surat al Anbiya: 25)
Seluruh ajaran Islam bertumpu dan memanifestasikan
kepercayaan Tauhid berdasarkan Tauhid sepenuh-penuhnya dalam arti dan proporsi
yang sebenar-benarnya, berarti berdasarkan Islam.
2. Kepercayaan Tauhid mempunyai 3 (tiga)
aspek:
2.1. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya
Allah-lah yang kuasa mencipta, memelihara, mengatur dan menguasai alam semesta.
2.2. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya
Allah-lah Tuhan yang Haq.
2.3. Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya
Allah-lah yang berhak dan wajib dihambai (disembah).
اِنَّ رَبَّكُمُ اللهُ الَّذِي خَلَقَ
السَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ (الاعراف: 54)
Sesungguhnya Tuhan yang memeliharamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit-langit dan bumi (al a'raf: 54)
فَاعْلَمْ اَنَّهُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ (محمد:
19)
Maka ketahuilah bahwasannya tiada Tuhan yang berhak disembah
kecuali hanya Allah-lah (Muhammad: 19)
وَقَضَي رَبُّكَ اَلاَّ تَعْبُدُوا اِلاَّ
اِيَّاهُ (الاسراء: 23)
Tuhan telah memutuskan agar kamu sekalian tidak menghambakan
diri kecuali hanya kepadaNya (al Isra' : 23)
3. Kepercayaan Tauhid membentuk 2 (dua)
kepercayaan/ kesadaran:
3.1. Percaya akan adanya Hari Akhir, dimana
manusia akan mempertanggungjawabkan hidupnya di dunia ini.
3.2. Sadar bahwa hidup manusia di dunia ini
semata-mata untuk amal shaleh.
4. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam
hidup dan kehidupannya, manusia akan dapat menempatkan dirinya pada kedudukan
sebenarnya, sesuai dengan sengaja Allah menciptakan manusia.
5. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam
hidup dan kehidupannya, manusia akan dapat mempertahankan kemuliaan dirinya,
tetap menjadi makhluk yang termulia, demikian juga sebaliknya.
لَقَدْخَلَقْنَا اْلاِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ
تَقْوِيْمِ، ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِيْنَ، اِلاَّ الَّذِيْنَ أَمَنُوا
وَعَمِلُ الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُوْنَ (التين: 1-4)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusai itu dalam
sebagus-bagus konstruksi. Kemudain Kami jadikan manusai itu menjadi
serendah-rendah makhluk yang paling rendah. Kecuali orang-orang yang beriman
dan beramal shaleh. Bagi mereka pahala yang tidak putus-putus
6. Dengan melaksanakan dasar tersebut dalam
hidup dan kehidupannya, manusia akan menjadikan seluruh hidup dan kehidupannya
semata-mata untuk beribadah kepada Allah (beramal shaleh) guna mendapatkan
keridlaan-Nya.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلاِنْسَ اِلاَّ
لِيَعْبُدُوْنِ (الذاريات 56)
Dan tiadalah Kami ciptakan Jin dan Manusai itu kecuali agar
mereka beribadah (menghambakan diri) kepadaKu (adz Dzariyat : 56)
7. Apakah ibadah itu?
اَلْعِبَادَةُ هِيَ التَّقَرُّبُ اِلَي اللهِ
بِاِمْتِثَالِ اَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ وَالْعَمَلِ بِمَا أَذِنَ
بِهِ الشَّارِعُ. وَهِيَ عَامَّةٌ وَخَاصَّةٌ. فَالْعَامَّةُ كُلُّ عَمَلٍ أَذِنَ
بِهِ الشَّارِعُ. وَالخَاصَّةُ مَا حَدَّدَهُ الشَّارِعُ بِجُزْئِيَّاتٍ
وَهَيْئَاتٍ وَكَيْفِيَّاتٍ مَخْصُوصَةٍ.
Ibadah ialah taqarrub (mendekatkan diri) kepada
Allah dengan mentaati segala perintahnya, menjauhi larangannya dan mengamalkan
yang diizinkannya. Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus.
a. yang umum ialah segala amal yang diizinkan Allah
b. yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah
perinciannya, tingkah dan tata caranya yang tertentu. (Putusan Majelis Tarjih)
Jadi hidup beribadah ialah hidup untuk mendekatkan diri
kepada Allah Yang Maha Esa dengan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang menjadi
peraturannya guna mendapatkan keridlaannya.
8. Ujud hidup beribadah
Manusia hidup di dunia ini telah dengan kesanggupan untuk
mengemban amanah Allah
إِنَّاعَرَضْنَا اْلاَمَانَةَ عَلَي السَّموَاتِ
وَاْلأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ اَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا
وَحَمَلَهَا اْلإِنْسَنُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولاً (الاحزاب 72)
“Sungguh Kami
telah menawarkan kepada para penghuni lagit-langit, bumi dan gunung-gunung akan
suatu amanah (kepercayaan); mereka sama enggan memikul amanah itu dan merasa
takut; dan akhirnya manusailah yang menerimanya. Sungguh manusia itu sangat
dlalim (tidak dapat mengukur diri) lagi sangat bodoh”. (S. Ahzab: 72)
Amanah Allah yang menjadi tanggungan dan kewajiban manusai
dalam hidupnya di dunia ini ialah menjadi KHALIFAH (pengganti) Allah di bumi,
yang tugasnya:
a. mengatur, membangun dan memakmurkan dunia
b. menciptakan, menjaga dan memelihara keamanan dan
ketertiban di dalamnya
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي
جَاعِلٌ فِي اْلأََرْضِ خَلِيْفَةً، قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ
فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ (البقرة 30)
“Dan ingatlah
ketika Tuhanmu bersabda kepada para malaikat (ketika telah siap menciptakan
manusia): "sungguh Aku akan membuat khalifah di
bumi". Paramalaikat bersembah: "benarkah Tuhan akan menjadikan khalifah
di bumi orang yang akan berbuat rusak di dalamnya
dan menumpahkan darah? Padahal kami para malaikat senantiasa bertasbih
dengan pujianMu dan mensucikan-Mu. Allah berfirman: "Aku lebih mengetahui
apa yang kamu tidak ketahui”. (S. Al Baqarah: 30)
وهو الذي جعلكم خلائف الأرض ورفع بعضكم فوق بعض
درجات ليبلوكم في ما ءاتاكم إن ربك سريع العقاب وإنه لغفور رحيم (الانعام 165 )
“Dan Dialah yang
menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu
atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al An'am: 165)
وإلى ثمود أخاهم صالحا قال ياقوم اعبدوا الله ما
لكم من إله غيره هو أنشأكم من الأرض واستعمركم فيها فاستغفروه ثم توبوا إليه إن
ربي قريب مجيب (هود 61)
“Dan kepada Tsamud
(Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah
Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
(rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya)”. (hud: 61)
9. Amal ‘ibadah yang wajib ditunaikan itu
tidak saja yang bersifat hubungan langsung antara manusai dengan Tuhan seperti
shalat, puasa, hajji, menderas al-Qur’an dan lain-lainnya yang seperti itu.
Tetapi wajib ditunaikan pula amal ibadah yang sifatnya berbuat islah kepada
manusai dan masyarakat, ialah berjuang untuk kebahagiaan dan kesejahteraan
manusia/masyarakat.
10. Bagi dan alam Muhamadiyah, amal ‘ibadah yang
bersifat kemasyarakatan, ialah berjuang untuk kebaikan, kebahagiaan dan
kesejahteraan manusia/masyarakat inilah yang dilaksanakan, sebagai kelengkapan
amal ‘ibadah pribadi yang langsung kepada Allah.
11. Faham/pandangan hidup yang berasaskan ajaran Islam
yang murni, yang pokoknya adalah ajaran Tauhid seperti yang diterangkan di
atas, tidak bisa lain daripada membentuk tujuan hidupnya di dunia ini untuk
mewujudkan masyarakat yang baik, yang di dalam Muhammadiyah tujuan tersebut
dirumuskan: MEWUJUDKAN ISLAM YANG SEBENAR-BENARNYA; ialah sebagai ‘ibadah dalam
rangka menunaikan amanah Allah.
Pokok Pikiran Kedua:
“Hidup manusia itu bermasyarakat”
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran
Dasar sebagai berikut: “Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat
iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini”.
Keterangan:
1. Bagi Muhammadiyah, manusia dengan
kehidupannya adalah merupakan obyek pokok dalam hidup pengabdiannya kepada
Allah Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia adalah mahkluk Allah yang
berpribadi. Dengan mempelajari sifat dan susunan hidup manusia di muka bumi
nyatalah bahwa manusia itu bagaimanapun sempurna pribadinya, tidaklah akan
mempunyai arti dan nilai hidupnya, kalau sifat kehidupannya secara perseorangan
(sendiri-sendiri).
3. Hidup bermasyarakat adalah satu
ketentuan, dan adalah untuk memberi nilai yang sebenar-benarnya bagi kehidupan
manusia.
4. Maka pribadi manusia dan ketertiban
hidup bersama adalah merupakan unsur pokok dalam membentuk dan mewujudakan
masyarakat yang baik, bahagia dan sejahtera.
Pokok Pikiran Ketiga:
“Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya
yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur
ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera
yang haqiqi, di dunia dan akhirat”.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqqaddimah Anggaran
Dasar sebagai berikut: “Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan
bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan
gotong royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang
sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian nabi
yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam
masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya”.
Keterangan:
1. Pendirian tersebut lahir dan kemudian
manjadi keyakinan yang kokoh kuat adalah hasil setelah mengkaji, mempelajari
dan memahami ajaran Islam dalam arti dan sifat sebenar-benarnya.
2. Agama Islam adalah mengandung
ajaran-ajaran yang sempurna dan penuh kebenaran, merupakan petunjuk dan rahmat
Allah kepada manusia untuk mendapatkan kebahagiaan hidup yang haqiqi di dunia
dan akhirat.
اانّ الدين عند الله الاسلام (ال عمران 19)
ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه وهو في
الآخرة من الخاسرين(ال عمران 85)
“Sesungguhnya
agama di sisi Allah adalah Islam”. (ali imran: 19)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi”. (ali imran: 85)
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت
لكم الإسلام دينا (المائدة 3)
“pada hari ini
telah akku sempurnakan bagi kamu agamamu, dan telah aku cukupakan pula ni'matku
atasmu seerta aku telah rela Islam menjadi agamamu”. (al maidah: 3)
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين (الانبياء 107)
“Dan tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. (al anbiya
107)
3. Apakah agama itu?
الّدين (اى الدين الاسلامىّ) هو ما شرعه الله على
لسان أنبيائه من الاوامر والنّواهى والارشادات لصلاح العباج جنياهم
وأخراهم. (قرار مجلس الترجيح)
“Agama (agama
Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw) ialah apa yang diturunkan Allah di
dalam al-Qur’an dan yang tersebut dalam sunnah yang shahih, berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan
hambanya di dunia dan di akhirat”. (Putusan Majelis Tarjih)
االدّين السلامىّ المحمّدىّ هو ما أنزله الله فى
القران وما جاءت به السّنّة الصّحيحة من الاوامر و الّواهى والارشادات لصلاح
العباد دنياهم وأخراهم. (قرار مجلس الترجيح)
“Agama adalah apa
yang telah disyari'atkan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan
hamba-hamba-Nya di dunia dan akhirat”. (Putusan Majelis Tarjih)
4. Dari ta'rif agama seperti tersebut di
atas dapatlah diketahui, Muhammadiyah berpendirian bahwa dasar hukum/ajaran
Islam adalah: Al Qur'an dan Sunnah (hadits) shahih. Adapun mengenai qiyas,
Muhammadiyah mempunyai pendirian sebagai berikut:
ا الاصل
فى التّشريح الاسلامىّ على الاطلاق هو القران الكريم و الحديث الشّريف.
ب ومتى ثبت عند
الحاجة وقت مواجهة أمور وقعت لزوم معرفه أحطامها واستدمت الظّروف الى العمل بها
وليست هى من امور العبادة المحضة و لم يرد فى- حكمها نصّ صريح منطوق به فى القران
والسنة الصحيحة فالوصول الى معرفة حكمها يكون من طريق الاجتهاد والاستنباط من
النصوص الواردة بالنظر الى تساون الحلل كما يكون عليه علماء السلفى والخلف .
a. Dasar mutlak di dalam menentukan
hukum/peraturan Islam ialah al-Qur'an dan Hadits.
b. Dalam menghadapi soal-soal yang telah
terjadi dan diperlukan mengetahui hukumnya karena akan diamalkan, serta soal
itu tidak bersangkutan dengan ibadah mahdhah. Sedang untuk alasan atasnya tidak
terdapat nash shahih yang mantuq di dalam al-Qur'an atau Hadits shahih, maka
jalan untuk mengetahui hukumnya, dipergunakan ijtihad dan istinbath dari nash-nash
yang ada dengan persamaan melalui illat, sebagaimana yang telah dilakukan oleh
ulama salaf dan khalaf. (Putusan Majelis Tarjih)
5. Muhammadiyah dalam memahami atau
istimbath hukum agama ialah kembali kepada al-Qur'an dan atau Sunnah shahih
dengan memakai cara yang menurut istilahnya dinamakan TARJIH, ialah dalam suatu
permusyawaratan dengan memperbandingkan pendapat-pendapat dari ulama-ulama
(baik dari dalam maupun dari luar Muhammadiyah, termasuk pendapat Imam-imam)
untuk kemudian mengambil mana yang dianggap mempunyai dasar dan alasan yang
lebih kuat.
Dengan demikian maka faham Muhammadiyah tentang agama adalah
dinamis, berkembang maju dan dapat menerima perubahan/pembaharuan asal dengan
hujjah dan alasan yang lebih kuat.
6. Dengan ta'rif agama seperti tersebut di
atas pula, Muhammadiyah mempunyai faham bahwa ajaran Islam tidak hanya mengenai
soal-soal perseorangan seperti soal-soal I’tiqad, ibadah dan akhlaq, tetapi
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek kehidupan perseorangan maupun
kehidupan kolektip, seperti I’tiqad, ibadat, akhlaq, kebudayaan,
pendidikan-pengajaran, ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, juga soal politik
kenegaraan dan lain sebagainya. Ajaran agama adalah untuk kebahagiaan hidup
manusia baik di dunia dan di akhirat.
Pokok Pikiran Keempat:
“Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, adalah wajib, sebagai ibadah
kepada Allah berbuat ihsan dan islah kepada manusia/ masyarakat”.
Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran
Dasar sebagai berikut: “Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum
yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku
ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh
sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada
umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat”.
LANJUTKAN
LANJUTKAN
0 komentar:
Post a Comment
BERKOMENTAR SESUAI PERLUNYA. MEMPUNYAI PERTANYAAN ATAU PERMINTAAN, SILAHKAN KOMENTAR