بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ . اَلْحَمْدُ ِللهِ
رَبِّ الْعلَمِيْنَ . الرَّحْمنِ
الرَّحِيْمِ . ملِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ . اِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ . اِهْدِنَاالصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيْمَ . صِرَاطَ الَّذِيْنَ
اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِالْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَالضَّآلِّيْنَ .
“Dengan nama
AllahYang Maha Pemurah dan Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh
semua alam, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada
hari kemudian. Hanya kepada Engkau hamba menyembah, dan hanya kepada Engkau,
kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan
orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak
tersesat” (QS. Al-Fatihah: 1-7).
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِاْلإِسْلاَمِ
دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً
“Saya ridla:
Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD
RASULULLAH Shalallahu ‘alaihi wassalam”.
AMMA BA’DU, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak
Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan ber’ibadah serta tunduk dan tha’at kepada
Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama
manusia.
Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat)
Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.
Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia
hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong
royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang
sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.
Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi
yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam
masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang
manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku
ber-Tuhan kepada Allah.
Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh
sekalian Nabi, sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada
umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.
Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan
sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat
Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak
sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya
mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat
itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah
semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta
mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi
pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau
kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya,
dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.
Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu,
maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Qur’an:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ إِلَى
الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاُولئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Adakanlah
dari kamu sekalian, golongan yang mengajak ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan
dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung
berbahagia”. (QS Ali-Imran: 104)
Pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912
Miladiyah, oleh almarhum KH. A. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai
“gerakan Islam” dengan nama “MUHAMMADIYAH” yang disusun dengan Majelis-Majelis
(Bahagian-bahagian)-nya, mengikuti pereran zaman serta berdasarkan “syura” yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Muktamar.
Kesemuanya itu, perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan
perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw.,
guna mendapat karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai
masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang
melimpah-limpah, sehingga merupakan:
بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُوْرٌ
“Suatu negara yang
indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun”.
Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam
dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Syurga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan
Allah Yang Rahman dan Rahim.
0 komentar:
Post a Comment
BERKOMENTAR SESUAI PERLUNYA. MEMPUNYAI PERTANYAAN ATAU PERMINTAAN, SILAHKAN KOMENTAR