Pengertian, Definisi,
Peranan, dan Ruang Lingkup Epidemiologi
1. Pengertian
Epidemilogi berasal
dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos = ilmu), dengan
demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan masyarakat.
2. Definisi
Banyak definisi tentang
Epidemiologi, beberapa diantaranya :
a. W.H. Welch
Suatu ilmu yang
mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit, terutama penyakit
infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang dihadapi penduduk tidak
hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit
degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan
sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.
b. Mausner
dan Kramer
Studi tentang
distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada populasi manusia.
c. Last
Studi tentang
distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang berkaitan dengan
kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk menanggulangi masalah
kesehatan.
d. Mac
Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah
sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan faktor-faktor
yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi adalah
suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan
perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-akibat yang
terjadi pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis penyakit pada
manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada
sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada dalam epidemiologi,
sebagai berikut :
1) Frekuensi masalah
kesehatan
2) Penyebaran masalah
kesehatan
3) Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
3. Peranan
Dari kemampuan
epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab masalah
kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka epidemiologi
diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
a. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan
dalam masyarakat.
b. Menyediakan data
yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan.
c. Membantu melakukan
evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
d. Mengembangkan metodologi
untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau
menanggulanginya.
e. Mengarahkan
intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
4. Ruang lingkup
a. Masalah kesehatan
sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak
hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-penyakit saja, tetapi juga
mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di
masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalahkesehatan
lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan
sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan
masalah kesehatan secara keseluruhan.
b. Masalah kesehatan
pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi
dalam mempelajari masalah kesehatan, akan memanfaatkan data dari hasil
pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu menyangkut masalah penyakit,
keluarga berencana atau kesehatan lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui
penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
c. Pemanfaatan data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam merumuskan penyebab
timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi
akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan dan penyebab dari
masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau
masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji
statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.
B. Sejarah Perkembangan
Epidemilogi
Sesuai dengan sejarah
kelahirannya, epidemiologi memberikan perhatian terhadap penyakit yang menimpa
penduduk. Penyakit yang banyak menimpa penduduk pada saat itu hingga
akhir abad 19 adalah penyakit wabah atau epidemi (penyakit yang
mengenai penduduk secara luas). Epidemiologi memberikan perhatian tentang
epidemi yang banyak menelan korban kematian.
Pada awal
perkembangannya, epidemiologi mempunyai
pengertian sempit. Epidemiologi dianggap sebagai ilmu tentang epidemi. Pada
perkembangan selanjutnya hingga dewasa ini Epidemiologi dapat diartikan sebagai
ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor-faktor penentu)
masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan. Dengan demikian,
epidemiolgi tidak hanya mempelajari penyakit epidemi saja, tetapi menyangkut
masalah kesehatan secara keseluruhan.
Sebagai ilmu yang
berkembang, epidemiologi mengalami perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam
batasan atau definisi. Berbagai definisi telah dikemukakan oleh para penulis
dan mereka para para pakar yang mencurahkan waktunya dalam
epidemiologi.
C. PERISTIWA BERSEJARAH
EPIDEMIOLOGI
Cukup banyak
peristiwa-peristiwa penting bersejarah sepanjang perjalanan waktu epidemiologi
dari masa kemasa. Sebagian diantaranya dapat disebutkan disini, yaitu :
1. The
Black Death
Pada abad ke 13-14
terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di seluruh dunia, disebut The
Black Death (penyakit sampar, pes, Bubonic plague). Penyakit sampar atau pes
disebabkan oleh Yersinia pestis yang menginfeksi rodensia (terutama tikus),
lalu menular ke manusia melalui gigitan kutu (flea). Penyakit sampar
menyebabkan demam, pembengkakan kelenjar limfe, dan bercak-bercak merah di
kulit, sehingga wabah sampar disebut Bubonic Plague ( bubo‘ artinya inflamasi
dan pembengkaan kelenjar limfe). The Black Death membunuh hampir 100 juta
penduduk di seluruh dunia dalam tempo 300 tahun. Hampir sepertiga populasi
Eropa (sekitar 34 juta) meninggal karena penyakit tersebut. Kematian dalam
jumlah serupa terjadi pada penduduk China dan India. Timur Tengah dan benua
Afrika juga mengalami epidemic tersebut. Meskipun jumlah total tidak diketahui,
outbreak 1348 - 1349 diperkirakan telah membunuh 400,000 orang di Suriah .
Secara tradisi The
Black Death diyakini disebabkan oleh salah satu dari tiga bentuk Yersinia
pestis (bubonik, pnemonik, dan spetikemik). Tetapi beberapa ilmuwan dewasa ini
menduga, penyakit itu disebabkan suatu virus yang menyerupai Ebola atau
antraks. Dua peneliti biologi molekuler dari Universitas Liverpool, Profesor
Christopher Duncan dan Susan Scott, menganalisis sejarah Bubonic Plague dan
menerapkan biologi molekuler dengan modeling menggunakan komputer. Berdasarkan
analisis, Duncan dan Scott mengemukakan teori bahwa agen penyebab wabah sampar
bukan suatu bakteri melainkan filovirus yang ditularkan langsung
dari manusia ke
manusia.
Menurut Profesor
Duncan, gejala The Black Death ditandai oleh demam mendadak, nyeri, perdarahan
organ dalam, dan efusi darah ke kulit yang menimbulkan bercak-bercak di kulit,
khususnya sekitar dada. Karena itu Duncan dan Scott menamai epidemi penyakit
sampar =wabah hemoragis‘ (haemmorhagic plague), bukan Bubonic Plague yang lebih
menonjolkan aspek pembesaran kelenjar limfe.
2. Cacar
dan Vaksinasi Edward Jenner (1749–1823).
Edward Jenner adalah
penemu metode pencegahan cacar yang lebih aman, disebut vaksinasi. Cacar
merupakan sebuah penyakit menular yang menyebabkan manifestasi klinis berat dan
sangat fatal. Penyakit ini disebabkan oleh virus Variola major atau Variola
minor. Cacar disebut Variola atau Variola vera, berasal dari kata Latin =
varius‘ yang berarti bercak, atau =varius‘ yang berarti gelembung kulit. Terma
=smallpox‘ dalam bahasa Inggris digunakan pertama kali di Eropa pada abad ke 15
untuk membedakan cacar dengan =great pox‘ (sifilis). Masa inkubasi sekitar 12
hari. Virus cacar menempatkan diri di dalam pembuluh darah kecil di bawah
kulit, mulut dan tenggorokan. Pada kulit penyakit ini menyebabkan keropeng
(ruam) berbentuk makulopapular, kemudian membentuk gelembung kulit berisi
cairan. Penderita cacar mengalami keropeng kulit, sehingga disebut =speckled
monster‘ (monster bernoda). Selain itu cacar menyebabkan kebutaan karena ulserasi
kornea dan infertilitas pada penderita pria. Variola major lebih sering
dijumpai, menyebabkan bentuk klinis yang berat, dengan lebih banyak keropeng
kulit, panas yang lebih tinggi, dengan case fatality rate 30-35%. Angka
kematian karena Variola major pada anak bisa mencapai 80%. Variola minor
memberikan manifestasi klinis yang lebih ringan disebut alastrim, lebih jarang
terjadi, dengan angka kematian sekitar 1% dari korban.
3. Wabah
Kolera
Pada 1816-1826 terjadi
pandemi pertama kolera di berbagai bagian dunia. Penyakit itu menyerang korban
dengan diare berat, muntah, sering kali berakibat fatal. Pandemi dimulai di
Bengal (India), lalu menyebar melintasi India tahun 1820. Sebanyak 10,000
tentara Inggris dan tak terhitung pada penduduk India meninggal selama pandemi
tersebut. Pandemi kolera meluas ke China, Indonesia (lebih dari 100,000 orang
meninggal di pulau Jawa saja), dan Laut Kaspia, sebelum akhirnya mereda.
Kematian di India antara 1817-1860 diperkirakan mencapai lebih dari 15 juta
jiwa. Sebanyak 23 juta jiwa lainnya meninggal antara 1865-1917. Kematian
penduduk di Rusia pada periode yang sama mencapai lebih dari 2 juta jiwa.
Pandemi kolera kedua terjadi 1829-1851, mencapai Rusia, Hungaria (sekitar
100,000 orang meninggal) dan Jerman pada 1831, London pada 1832 (lebih dari
55,000 orang meninggal di Inggris), Perancis, Kanada (Ontario), dan Amerika
Serikat (New York) pada tahun yang sama, pantai Pasifik Amerika Utara pada
1834. Outbreak selama dua tahun terjadi di Inggris dan Wales pada 1848 dan merenggut
nyawa 52,000 jiwa.
4. Influenza
Besar (1918 - 1919 )
Pada Maret 1918 hingga
Juni 1920 terjadi pandemi luar biasa yang disebut Influenza Besar (Flu Spanyol,
The Great Influenza). Peristiwa itu dianggap pandemi yang paling mematikan
dalam sejarah kemanusiaan. Penderita flu meninggal dalam tempo beberapa hari
atau beberapa jam sejak gejala klinis. Virus influenza strain subtipe H1N1 yang
sangat virulen diperkirakan menyerang 500 juta orang di seluruh dunia dan
membunuh 50 hingga 100 juta orang hanya dalam waktu 6 bulan. Tidak seperti
outbreak influenza lainnya, wabah Flu Spanyol tidak hanya menyerang orang
dewasa tetapi juga anak-anak. Sebuah studi mengatakan, wabah itu menyerang 8-10
persen dari semua dewasa muda.
D. REVIEW PERKULIAHAN
PERTEMUAN ( I ) DAN ( II )
Epidemiologi menekankan
upaya menerangkan bagaimana distribusi penyakit dan bagaimana berbagai
komponen menjadi faktor penyebab penyakit tersebut. Untuk mengungkapkan dan
menjawab masalah tersebut, epidemiologi melakukan berbagai cara yang
selanjutnya menjadikan epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa metode.
metode epidemiologi
dibagi 3, yaitu :
1) Epidemiologi
Deskriptif
Epidemiologi deskriptif
mempelajari tentang frekuensi dan distribusi suatu masalah kesehatan dalam
masyarakat. Keterangan tentang frekuensi dan distribusi suatu penyakit atau
masalah kesehatan menunjukan tentang besarnya masalah itu dalam pertanyaan
mengenai faktor who (siapa), where (dimana),dan when (kapan).
a. Siapa
Merupakan pertanyaan
tentang faktor orang yang akan di jawab dengan mengemukakan perihal mereka yang
terkena masalah
b. Dimana
Pertanyaan ini mengenai
faktor tempat dimana masyarakat tinggal atau bekerja atau dimana saja ada
kemungkinan mereka menghadapi masalah kesehatan
c. Kapan
Kapan kejadian penyakit
berhubungan juga dengan waktu. Faktor waktu ini dapat berupa jam, hari, minggu,
bulan, dan tahun, musim hujan dan musim kering.
2) Epidemiologi
Analitik
Epidemiologi Analitik
berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor penyebab
(determinant) msalah kesehatan. Disini diharapkan epidemiologi mampu
menjawab pertanyaan kenapa (why) apa penyebab terjadinya masalah itu.
0 komentar:
Post a Comment
BERKOMENTAR SESUAI PERLUNYA. MEMPUNYAI PERTANYAAN ATAU PERMINTAAN, SILAHKAN KOMENTAR