Saturday 14 December 2013

Kategori: , ,

Apa Itu Pengertian Komunikasi Kesehatan

A.    Pendahuluan
Sebagai Makhluk Sosial, Manusia tidak mungkin Hidup sendiri, dan selalu tergantung satu dengan yang lainnya. Memerlukan orang lain merupakan keharusan untuk kelansungan hidupnya. Dan hubungan ini berlansung dalam konteks “KOMUNIKASI”.
Secara Khusus, tulisan ini menyajikan metode komunikasi kesehatanyang sistematis untuk dapat berorientasi pada masalah-masalah kesehetan pokok, seperti “kelansungan hidup anak”, pemberantasan dan penanggulangan penyakit-penyakit menular seperti, TBC, diare, penyakit menular seksual serta penyakit-penyakit yang muncul akibat “perilaku” seperti jantung koroner, kegemukan, diabetes, dan sebagainya.
Selain membahas teori atau konsep dasar tentang komunikasi antara manusia, tulisan ini juga juga akan memberikan gambarannya secara rinci tentang :
1. Komunikasi kesehatan masyarakat dan perannya bagi professional kesehatan dan bagi program-program kesehatan pokok.
2. Beberapa disiplin ilmu.
3. Tahap-tahap dalam metodologi komunikasi kesehatan.
4. Berbagai metode atau strategi untuk memantapkan “pelembagaan”
upaya komunikasi kesehatan.

B.    RUANG LINGKUP KOMUNIKASI KESEHATAN
Untuk dapat memahami  komunikasi kesehatan ini, kita perlu sedikit membahas tentang kata “ Komunikasi “, yang secara umum diartikan sebagai suatu proses yang kompleks dengan beberapa karakteristiknya. Dalam proses komunikasi kesehatan ini, biasanya dan selalu melibatkan dua pihak, baik itu antara individu dengan individu, atau individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok yang selalu berinteraksi dengan aturan-aturan yang telah di sepakati bersama.
Dalam bagian ini kita akan membahas beberapa teori, konsep, definisi serta asumsi-asumsi dalam prosesnya. Dan juga akan menampilkan beberapa model komunikasi yang umum di gunakan dalam proses komunikasi kesehatan.

1. Definisi Komunikasi.
Kata Komunikasi mengandung banyak arti, kalau dari pengertian umumnya samapai dengan yang spesifik, sepertihalnya “Komunikasi Kesehatan”.
seperti menurut George A Miller (1951), “ Komunikasi berarti suatu proses informasi yang di sampaikan dari suatu tempat tertentu ke tempat yang lain”, menurut dia ini, informasi disampaikan dari satu poin ke poin yang lainya, seperti halnya terjadi saat dua orang sedang berinteraksi melalu pesawat telepon, atau dengan email, atau juga dari suatu Negara ke Negara lainnya.
Adapun defines lain yang di kemukakan oleh Clevenger (1959) “ komunikasi merupakan suatu terminology yang merujuk pada suatu proses pertukaran onformasi yang dinamis.” Berarti masing-masing pihak terlibat dalam dalam proses “berbagi” informasi.
komunikasi bersifat serba ada dan berbentuk ganda ( B. Augrey Fisher, 1986). Sebutlah ada 10 orang ahli komunikasi yang masing-masing di mintai pendapatnya tentang definisi  “komunikasi”, maka aka diperoleh pendapat-pendapat tentang definisi tersebut yang tumpang tindih, namun tidak ada satupun yang sama. Walaupun pendapat-pendapat itu berbeda, namun  kita dapat menarik unsure yang sama dan yang spesifik. Hal itulah yang di maksud dengan serba ada dan ganda.

2. Komunikasi antar manusia ( human communication )
Dalam sejarah, perkembangan komunikasi ini terdapat 2 bentuk umum. Pertama komunikasi antar manusia, dan ke dua komunikasi bukan antar manusia, misalnya komunikasi antar hewan serta antar hewan dengan lingkungan alam.
komunikasi antara manusia adalah komunikasi yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antar kelompok manusia.
Cronkhite (1967) menyatakan, bahwa komunikasi antar manusia itu terjadi ketika individu merespon simblo-simbol tertentu dengan menggunakan bahasa.
dibawah ini adalah ilustrasi yang menunjukkan hubungan komunikasi antar manusia dengan komunikasi kesehatan.

 



                                                                                                                   


Komunikasi kesehatan adalah bagian dari komunikasi antar manusia yang berfokus pada bagaimana seorang individu dalam suatu kelompok / masyarakat menghadapi isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan, serta berupaya untuk memelihara kesehatannya (Northouse and northouse, 1985)

C.     Model-model komukasi di dalam komunikasi kesehatan.
seperti telah di sampaikan, komunikasi kesehatan adalah ilmu baru yang bersifat “Multidisipliner” dengan di siplin utama ilmu komunikasi. Di bawah ini akan di buat beberapa model atau teori komunikasi yang relevan dengan komunikasi kesehatan.







1. Model Shanon-Weaver
dalam model ini komunikasi di pandang sebagai “system”, di mana “sumber” informasi memilih informasi yang di rumuskan menjadi “pesan”, dan selanjutnya pesan di kirim dengan isyarat melalui “saluran” kepada Penerima, kemudian baru penerima menerjemahkannya dan mengirimkannya ke tempat tujuan.
Seperti ilustrasi di bawah ini : 




2. Model S M C R
Model Ini menampilkan 4 variabel dalam komunikasi, yakni “sumber, Pesan, Saluran, dan penerima”. Model ini melihat proses komunikasi berlangsung berdasarkan keterampilan, sikap, pengetahuan dan latar belakang budaya yang berbeda dari sumber informasi. Pesan di transfer melalui saluran yang melibatkan pendengaran, penglihatan, sentuhan, baud an rasa. Kemudian penerima mengitenterprestasikan pesan tersebut dengan keterampilan, sikap dan pengetahuan dan latar budaya yang berbeda.
salah satu kekuatan dari model ini adalah bahwa komunikasi di lihat sebagai suatau proses yang dinamis, bukan sekedar peristiwa statis. Sedangkan kekurangannya tidak ada mekanisme Umpan Balik dalam prosesnya.



3. Speech Communication Model
            Model ini pertama sekali di kembangkan oleh Miller (1972) yang melihat bahwa proses komunikasi terdiri dari tiga variable. Yakni pembicara, pendengar, dan umpan balik.
Model ini tampak sederhana untuk menjelaskan proses komunikasi yang kompleks dan rumit dalam realitas, namun sangat mudah di pahami untuk menjelaskan proses komunikasi antar manusia.
Berikut ini adalah ilustrasi dari Model Speech Communication.

 


D.    KOMUNIKASI KESEHATAN MASYARAKAT SEBAGAI INTERVENSI PERUBAHAN PERILAKU
                  Komunikasi Kesehatan Masyarakat saat ini sudah mengalamai perubahan yang sangat pesat dan mendasar. Dari strategi yang bersifat partial komunikasi kesehatan telah bergeser kepada strategi komprehensif berdasarkan hasil studi empiris
                  Komunikasi kesehatan masyarakat kini sudah menjadi disiplin ilmu baru yang berbasis aplikasi di lapangan dan berupakan untuk menumbuhkan sikap serta mempengarungi perilaku kesehatan secara sistematis dengan menggunakan metode komunikasi massa.
                  Tujuan pokoknya adalah perubahan perilaku kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan, dalam proses ini , konsumen atau klien di tempatkan pada posisi yang penting dan di anggap menentukan.
                  Salah satu efek dari komunikasi ini adalah tumbuhnya motivasi masyarakat untuk mengadopsi kebiasaan atau perialku baru yang mulanya percaya pada cara cara tradisional dan bersikap fatalistis terhadap masalah kesehatan yang di hadapi.
1.     Kerangka Konseptual Komunikasi Kesehatan.
Disiplin ilmu kesehatan merupakan modifikasi dari teori dan metod komunikasi dengan di siplin ilmu lain
2.     Pemasaran social
Kotler Memberikan batasan bahwa pemasaran social sebagai suatu kompleks yang terdiri dari desain, implementasi dan pengawasan suatu program yang di tunjukkan untuk meningkatkan penerimaan gagasan ide social atau perilaku pada suatu kelompok sasaran.
Dibawah ini adalah factor-faktor yang membedakan antara emasaran social dengan pemasaran komersial.
v Produk-produk social lebih rumit dari pada produk komersial.
v Produk komersial biasanya lebih controversial.
v Keuntungan produk social tidak jelas dan baru di erasakan dalam jangka waktu yang panjang.
v Saluran distribusinya sulit di control.
v Sulit melakukan analisis pasar.
v Sasarannya sangat terbatas.
v Ukuran keberhasilannya tidak dalam bentuk uang.

3.     Focus pada Konsumen.
Pemasaran social berorientasi pada konsumen, bukan pada produk dn konsumen inilah yang di jadikan alat ukur beberhasilan program pemasaran social.
            Segmentasi sasaran merupakan proses untuk menentukan sub-kelompok serta media yang biasanya di gunakan oleh masayarakat.

4.     Variabel pemasaran
Konsumen sebagai focus dalam pemasaran social terdiri dari 4 variabel. Yakni produk, harga, tempat, dan promosi yang di kenal dengan 4P.
           
5.     Analisa perilaku.
Analisa perilaku merupakan studi tentang peristiwa yang ada dalam masayarakat, terutama yang berkaitan dengan perilaku atau kebiasaan-kebiasaan yang hidup dalam masyarakat serta factor-faktor yang melatarkan belakangi perilaku tersebut. Program komunikasi kesehtan yang berorientasi pada konsumen selayaknya menggunakan analisi perilaku untuk menggunakan fakta yang ada dalam masyarakat serta alas an mengapa perilaku tersebut sering muncul dlam kehidupan sehari-hari.

6.     Analisis Antropologi medis.
Dalam hal ini kita mempelajari persepsi, kepercayaan, nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam suatu masyarakat, dan melihat secara jelas adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam suatu masyarakat.

E.     Program Komunikasi kesehatan.
Program komunikasi kesehtan adalah upaya promosi yang di mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang di desain untuk tujuan jangka panjang, agar terjadi perubahan perilaku yang lestari pada kelompok sasaran.

Dan di bawah ini adalah tahap-tahap dari program Komunikasi kesehatan.
v Tahap Perencanaan.
·        Analisis masalah kesehtan
·        Riset pengembangan
·        Pengembangan strategis.
·        Uji coba bahan
·        Rencana operasional.

v Tahap pelaksanaan.
·        Produksi
·        Pelatihan
·        Distribusi

v Tahap pemantauan dan evaluasi
·        Evaluasi keluaran
·        Evaluasi akibat.
·        Evaluasi dampak.

1.     Tahap perencanaan.
Dalam tahap ini, semua keberhasilan tergantung pada tahap sejauh mana perencaan program. Perencanaan program meliputi.

v Analisi masalah kesehatan.
Analisis ini merupakan langkah awal yang di lakukan dalam perencanaan yang hendak di tanggulangi



v Riset pengembangan.
Riset ini dialkukan supaya program komunikasi kesehatan ini didasarkan pada pemahaman kelompok sasaran.

v Teknik kumulatif.
Teknik ini digunakan untuk menguantifikasikan dan mengukur fasilitas yang tersedia.

v Teknik kualitatif.
Digunakan untuk menggali segala informasi mendalam tentang penyakit dan kebiasaan.

v Pengembanagan strategi.
Dalam pengembangan ini perencaaan di adopsi dari prinsip-pprinsip pemasaran social yang di jadikan pegangan dalam pengembangan berbagai strategi program secara menyuluruh.

2.     Tahap pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan ini di mulai dengan menggunakan bahan komunikasi yang di hasilkan dengan kualitas yang tinggi, kemudianbahan didistribusikan melalui berbagai jalur media secara terpadu.
Dalam tahap ini, ada 3 tahap kegiatan pokok. Yakni Produksi, Distribusi, Pelatihan.
v Produksi
Kualitas produksi harus cukup memadai, sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia.

v Distribusi.
Upaya penyaluran atau penyebaran produksi media yang dilakuan secara terpadu berdasarkan strategi pokok yang telah di kemukakan.

v Pelatihan.
Pelatihan ini salah satu kegiatan pokok dalam rangka distriubusidan pelayanan produksi. Memiliki tujuan penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat membuahkan keberhasilan program secara menyeluruh.

3.     Pemantauan dan evaluasi.
Pemantauan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kekurangan atau kesalahan yang mungkin terjadi dalkam strategi produksi, distribusi dan komunikasi.

v Perbaikan program.
Dalam hal ini melkukan pemantauan dalam proses riset yang bertuuan untuk mengungkapkan hambatan-hambatan yang terjadi selama program berlangsung.

v Evaluasi.
Evaluasi ii sangat penting dalam program komunikasi kesehatan yang bertujuan enilai hasil keseluruhan program dengan menggunakan teknk riset secara sistematis

v Strategi evaluasi.
Evaluasi yang efektif merupakan gabungan berabagai strategi dan studi dengan metode-metode yang berbeda. Dimana terdapat pertanyaan yang berbeda, namun harus dapat di jawab dengan metodologi tertentu.

v Evaluasi sebagai dasar pengambilan keputusan.
Evaluasi tentu saja harus berdasarakan hasil riset, baik kuantitatif maupun kualitatif, agar dapat mengukur seberapa jauh tujuan program yang telah tercapai.

0 komentar:

Post a Comment

BERKOMENTAR SESUAI PERLUNYA. MEMPUNYAI PERTANYAAN ATAU PERMINTAAN, SILAHKAN KOMENTAR