BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG.
1. Pengertian
dinamika
Dinamika
adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota
kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena
selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam
kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya
setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
2. Pengertian
kelompok
Kelompok
adalahkumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan
interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott
mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang
lain.Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or
dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith
menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu,
yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar
kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan
kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok:
a. Mengerti
akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
b. Adanya
saling menghomati di antara anggota-anggotanya
c. Adanya
saling menghargai pendapat anggota lain
d. Adanya
saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok
Menurut
Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:
· Terdiri
dari dua orang atau lebih
· Berinteraksi
satu sama lain
· Saling
membagi beberapa tujuan yang sama
· Melihat
dirinya sebagai suatu kelompok
Kesimpulan
dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak
terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
3. Pengertian
dinamika kelompok
Dinamika
kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu
dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara
bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang
menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok
mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
-
Membangkitkan kepekaan diri seorang
anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan
rasa saling menghargai
-
Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga
dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
-
Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap
sesama anggota kelompok
-
Menimbulkan adanya i’tikad yang baik
diantara sesama anggota kelompok.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai
pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda,
belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti
es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang
lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut
sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai
diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut
”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu,
pada proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada
aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur
perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan
aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini
disebut ”performing”.
B.
SEJARAH
DINAMIKA KELOMPOK
Sejarah Dinamika Kelompok Sejarah munculnya dinamika
kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Zaman Yunani Pada masa ini berkembang
ajaran Plato, bahwa daya-daya pada individu tercermin dalam struktur masyarakat
dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masing-masing struktur
masyarakat tersebut merupakan kelompok yang terpisah satu sama lain dan
tiap-tiap golongan memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman
dalam interaksi sosial antar anggota masing-masing golongan. Pada masa ini
ikatan persatuan dan interaksi sosial terjalin dengan kuat, sehingga
masing-masing golongan dapat mempertahankan kesatuannya dan tidak
terpecah-pecah dalam kelompok/golongan yang lebih kecil.
-
Zaman liberalisme Pengaruh cara berfikir
bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan
tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan. Kebebasan ini
justru membawa malapetaka pada individu, karena individu merasa tidak mempunyai
pedoman dalam kehidupan, sehingga mereka merasa tidak memiliki kepastian.
Kondisi tersebut membuat individu merasa ketakutan, sehingga berbagai cara
mereka tempuh untuk untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh pedoman dalam
menjalani hidup. Gagasan individu yang muncul pada saat itu adalah mengadakan
perjanjian social antara sesamanya dan hal tersebut dirumuskan dalam Leviathan
atau Negara yang diharapkan dapat menjamin hidup mereka.
-
Zaman ilmu jiwa bangsa-bangsa Pada masa
ini Moritz Lazarus dan Stanley Hall memelopori untuk mengadakan suatu
penyelidikan terhadap bangsa primitive yang memiliki ciri khas di dalam
kehidupannya. Penyelidikan dilakukan terhadap adat dan bahasa rakyat dan
hubungannya dengan tingkah laku masyarakat primitif. Hasil penyelidikan,
pengaruh adat dan bahasa menimbulkan homogenitas pada masyarakat sehingga
setiap sikap dan tingkah laku anggota masyarakat tidak berbeda satu sama lain.
Hal ini disebabkan karena adat dan bahasa rakyat menimbulkan kesamaan
psikologi, dan ini tercermin dalam tingkah laku. Terori ini berkembang, bahwa
setiap masyarakat yang mempunyai kesamaan psikologi menjadi suku bangsa
tertentu, lengkap dengan kepribadian masing-masing.
-
Zaman gerakan massa Adanya bentuk
pemerintahan otokrasi dengan segala bentuk penekanannya mengakibatkan
masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan membentuk
pemerintahan yang diinginkan. Gerakan massa ini mendorong Gustave Le Bon
melakukan penyelidikan secara intensif dan mendalam pada gerakan massa. Hasil
penyelidikan menunjukkan bahwa dalam gerakan massa tiombul apa yang dinamakan
sugesti, yang mengakibatkan gerakan massa tersebut dala setiap individu
kehilangan control diri terhadap mereka. Apabila ditinjau, massa yang memiliki
gerakan sedemikian hebat, tentu massa tersebut mempunyai anggota, norma,
pimpinan dan tujuan yang hal ini tidak ubahnya seperti bentuk suatu kelompok.
-
Zaman psikologi sosial Penyelidikan
terhadap massa memberikan motivasi kepada ahli untuk mengadakan penyelidikan
lebih mendalam terhadap massa, meskipun risikonya besar. Pada abad ke-20, para
ahli mengubah arah penyelidikannya dan mereka lebih tertarik untuk mengadakan
penyelidikan terhadap gejala-gejala psikis dalam situasi tertentu. Edward A.
Ross mengadakan penyelidikan terhadap hubungan psikis antara individu dengan
lingkungannya. Dalam meninjau situasi sosial maka situasi tersebut adalah
situasi yang mengakibatkan berkumpulnyasejumlah individu pada saat tertentu.
Hal ini tidak berbeda dengan anggapan bahwa situasi sosial berarti membawa pula
adanya kelompok.
-
Zaman dinamika kelompok Erich Fromm
mengawali kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape From Freedom
untuk menunjukkan perlunya individu bekerja sama dengan individu lain, hingga
timbul solidaritas dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan karena terdorong oleh
adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian dalam kehidupan ketika
hasrat kepastian ini hanya diperoleh apabila masing-masing individu memiliki
rasa solidaritas. Moreno mengemukakan bahwa perlunya kelompok-kelompok kecil
seperti keluarga, regu kerja, regu belajar, ketika di dalam kelompok itu
terdapat suasana saling menolong, hingga kohesi menjadi kuat, dan kelompok yang
makin kuat kohesinya, makin kuat moralnya. Kurt Lewin menyimpulkan bahwa
tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok yang menjadi anggotanya.
Jadi jelaslah bahwa kelompok itu memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan individu.
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dari Dinamika kelompok ini dapat
diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh
kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk
mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para
anggota. Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa :
a). Seluruhnya bertentangan
b). Sebagian bertentangan
c.). Netral
d). Searah
e). Identik
Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan
bentuk hubungan d adalah yang paling baik. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai
perpaduan dari tujuan individu dan tujuan semua anggota kelompok.
Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek
sebagai berikut :
o Dapat didefinisikan secara operasional
dapat diukur dan diamati
o Mempunyai
makna bagi anggota kelompok,relevan, realistis dapat diterima dan dapat dicapai
o Anggota mempunyai orientasi terhadap
tujuan yang telahditetapkan
o Adanya
keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan kelompok
o Bersifat
menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil dalam
mencapainya
o Adanya
kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok
o Berapa lama waktu
yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan kelompok
D. STATUS DINAMIKA KELOMPOK
Dalam
hal ini, Dinamika Kelompok di bagi ke dalam 4 Status, dan ke empat status itu
ialah :
1. Cabang
Sosiologi
Para ahli psikologi
seperti Slomans, Moreno, dan Mitschell berpendapat bahwa “masalah
kelompok/group dan struktur kelompok yang menjadi obyek dinamika kelompok
merupakan sebagian bahan yang menjadi obyek sosiologi.
Seperti Moreno yang berpendapat bahwa didalam suatu kelompok pasti terdapat social distance/jarak sosial antara anggota kelompok tersebut. Hal ini terdapat pada arah pilihan, sikap, isolasi, keakraban antara masing-masing anggota.
Seperti Moreno yang berpendapat bahwa didalam suatu kelompok pasti terdapat social distance/jarak sosial antara anggota kelompok tersebut. Hal ini terdapat pada arah pilihan, sikap, isolasi, keakraban antara masing-masing anggota.
2. Cabang
Psikologi
Robert F. Bales memasukkan Dinamika Kelompok kedalam
cabang sosiologi karena didalam dinamika kelompokok titik beratnya bukan
masalah kelompok itu sendiri tetapi yang pokok adalah proses kejiwaan yang
terjadi/ timbul pada individu dan pengeruhnya kepada kelompok.
3. Cabang
Psikologi Sosial
Otto Klineberg
berpendapat bahwa dinamika kelompok lebih ditekakan kepada peninjauan Psikologi
sosial karena yang terpenting sampai sejauh mana pengaruh interaksi sosial
individu didalam kelompok terhadap masin-masing individu sebagai anggota suatu
kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa dinamika kelompok mempelajari hubungan
timbale alik antara anggota didalam kehidupan berkelompok.
4. Bidang Eksperimen
Di dalam buku “Group
Dinamic” disebutkan bahwa dinamika kelompok sebenarnya adalah bidang
eksperimen, walaupun sifatnya cenderung mengarah kepada bidang psikologi.
Zender mengungkapkan bahwa perkembangan alam demokrasi akan lebih menjamin
kepentingan hak individu, sehingga makin besar perkembangan demokrasi makin
pesat pula perkembangan indvidu.
E. PENDEKATAN DINAMIKA KELOMPOK MENURUT
BALES
Dalam
hal ini Balles mengatakan bahwa
Pendekatan ini mendasarkan pada konsep adanya aksi, interaksi, dan
situasi yang ada dalam kelompok. Homans menambahkan, dengan adanya
interaksi dalam kelompok, maka kelompok yang bersangkutan merupakan
sistem interdependensi, dengan sifat-sifat:
-
Adanya stratifikasi kedudukan warga
-
Adanya diferensiasi dalam hubungan dan
pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain
-
Adanya perkembangan pada sistem intern
kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh faktor-faktor dari luar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGARUH KELOMPOK SOSIAL TERHADAP
PERSEPSI INDIVIDU
1.
Evolusiosis
/ Prosesual
Adalah
melihat gejala sosial atau kelompok dari sudut perkembangannya melalui :
a.
Kapan
kelompok terbentuk.
b.
Apa
sassaran terbentuk kelompok tersebut.
c.
Sifat
keanggotannya
d.
Cara
pembentukkan kelompok tersebut.
2.
Interaksionis
Adalah
melihat interaksi antar individu sebagai anggotanya, sehingga dapat diketahui
situasi individu, dalam pelaksanaan interaksinya :
a.
Interaksi
dalam keluarga
b.
Interaksi
dalam Kerja
c.
Interaksi
dalam Masyarakat
Ketiga interaksi tersebut menghasilkan
pengaruh kelompok terhadap individu, sehingga apa reaksi individu terhadap
pengaruh tersebut dalam proses pembentukkan kepribadian.
3.
Proses
Sosialisasi
3.1 Fungsionalis
adalah kelompok dilihat sebagai suatu jaringan individu yang bekerja sama
secara terorganisasir menurut norma-norma sehingga anggota dapat terkendali
yang meliputi cara-cara kelompok sosial dalam mengatur tindakan-tindakan
anggotanya, contoh: hukuman, penghargaan, penyimpangan.
3.2 Konflik/ Pertentangan
adalah kelompok dilihat sebagai suatu hal yang memiliki
pertentangan-pertentangan dan sebagai pengeraknya adalah asana
individu-individu dominan, contoh: Penguasa – yang dikuasai, Majikan -- Buruh.
3.3 Perbandingan adalah
setiap kelompok memiliki karakteristik, sehingga antar kelompok dapat di
perbandingan, guna dicari persamaan dan perbedaanya, contoh: Politik –
Partai-partai politik, Profesi – Pegawai negeri – Pegawai Swasta.
B. FAKTOR-FAKTOR PENGARUH KELOMPOK SOSIAL
1. Faktor
INTEGRASI INTERNAL, EKSTERNAL, VERTIKAL, DAN HORIZONTAL Menurut Soerjono
Soekanto menyebutkan:
a) Integrasi
Internal, yakni proses integrasi dengan cara menyatukan anggota-anggota
dalam satu kelompok.
b) Integrasi
Eksternal, yaitu proses integrasi dengan cara menyatukan berbagai macam
kelompok ke dalan suatu kelompok yang lebih besar atau suatu masyarakat.
Misalnya: Organisasi kecil ke organisasi Besar.
c) Integrasi
Vertikal, yaitu proses integrasi dengan cara melakukan pengendalian
tunggal terhadap beraneka ragam individu atau kelompok-kelompok yang memiliki
perbedaan-perbedaan.
d) Integrasi
Horizontal, yaitu proses integrasi dengan cara melakukan pengendalian
tunggal terhadap beraneka ragam individu atau kelompok yang memiliki persamaan-
persamaan. Misalnya: Kelompok pelajar dan kelompok seni.
2. Faktor
INTEGRASI INSTUMENTAL DAN IDEOLOGIS
a) Integrasi
Instrumental, yaitu integrasi yang tampak secara visual (tampak) dari
adanya ikatan-ikatan social di antaranya individu-individu di dalam masyarakat.
Integrasi instrumental memiliki ciri- cirri sebagai berikut:
1) Adanya
norma atau kepentingan tertentu sebagai pengikat.
2) Adanya
keseragaman aktifitas keseharian.
3) Adanya
keseragaman pakaian
4) Adanya
tujuan tertentu yang disesuaikan dengan kepentingan kelompok.
b) Integrasi
Ideologis, yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya ikatan spiritual
(Odeologis) yang kuat dan mendasar melalui proses alamiah tanpa adanya suatu
ikatan tertentu. Memiliki cirri-ciri:
1) Adanya
persamaan nilai-nilai yang mendasar yang terbentuk atas kehendak sendiri.
2) Adanya
persamaan persepsi
3) Adanya
persamaan orientasi kerja diantara anggota-anggotanya
4) Adanya
tujuan yang sama
3. Faktor Integrasi aspek fisik, psikis,
hubungan social dan proses
a) Aspek
Fisik, dilihat dari aspek fisik atau wadahnya, integrasi social bisa
berbentuk organisasi atau paguyuban.
b) Aspek
Psikis, ditandai dengan adanya kesadaran diri dari setiap orang yang
menyatukan diri dalam suatu wadah tertentu sehingga mereka menjadi bagian yang
utuh, merasa memiliki, dan mempunyai tanggung jawab dalam kehidupan bersama.
c) Aspek
Hubungan Sosial, integrasi social bukan hanya ditandai dari intensitas
(khusus) dalam berkomunikasi tetapi intensitas dalam bekerja sama dan bergotong
royong untuk memecahkan masalah-masalah guna memenuhi kebutuhan bersama.
d) Aspek
Proses, integrasi social tidak dapat terjadi seketika tetapi melalui
proses panjang dan rumut karean membutuhkan waktu dan prosedur tertentu.
4. Faktor Pendorong Integrasi antar
Kelompok Sosial
A. Faktor
internal, yakni factor pendorong yang berasal dalam kelompok. Faktornya:
1) Kesadaran
diri sebagai makhluk social yaitu makhluk yang selalu hidup bersama
2) Tuntutan kebutuhan
yang semakin meningkat
3) Jiwa dan
semangat gotong royong
B. Faktor
Eksternal, yakni factor pendorong yang berasal dari luar kelompok.
Faktornya:
1) Tuntutan
perkembangan jaman
2) Persamaan
kebudayaan
3) Terbukanya
kesempatan
4) Persamaan visi,
misi, dan tujuan
5) Sikap menghargai
atau toleransi terhadap kelompok lain
6) Adanya
consensus nilai-nilai antar kelompok social
7) Adanya tantangan
dari luar
5. Faktor
Pendukung Integrasi antar Kelompok Sosial, untuk bangsa Indonesia factor
pendukungnya yakni:
1. Penggunaan
Bahasa Indonesia
2. Semangat
persatuan dan kesatuan
3. Ideologi
Pancasila
4. Jiwa
dan semangat gotong royong, toleransi beragama, solidaritas
5. Senasib
akibat penjajahan
6. Keberhasilan
Integrasi antar Kelompok Sosial
1. Setiap
anggota masyarakt dapat memenuhi kebutuhan pokoknya
2. Telah
dicapai consensus (perjanjian) bersama mengenai nilai norma dasar
3. Nilai
atau norma tersebut telah hidup dan berkembang dalam waktu yang lama dan
konsisten
4. Nilai
atau norma tersebut diamalkan dan dijadikan pedoman
5. Individu
atau kelompok saling menyesuaikan diri satu sama lain.
6. Selalu
menempatkan persatuan dan kesatuan serta keselamatan kelompok di atas
kepentingan pribadi.
C. PENGARUH SOSIAL TERHADAP SIKAP MAYORITAS
Sebagai seorang individu, kita bebas berpikir dan
berperilaku sesuai dengan keinginan kita. Namun, jika kita menjadi anggota
dalam sebuah kelompok, hal itu hampir tidak mungkin terjadi karena secara tidak
langsung kita pasti akan menyesuaikan/terpengaruh dengan anggota kelompok yang
lain dalam mengambil sebuah keputusan, atau menjawab sesuatu. Seperti cerita
tentang Corona tadi, bahwa sebenarnya 4 juri awalnya tidak setuju bahwa Corona
bersalah, namun seiring berjalannya waktu, satu persatu dari mereka mengubah
pendapatnya (Corona bersalah).
1. Pengaruh Mayoritas
Kelompok mempengaruhi anggotanya. Prinsip inilah yang dipegang
oleh dinamika kelompok. Peneliti lain, seperti Sherif dan Newcomb, setuju
dengan prinsip tersebut setelah mereka menemukan bahwa sikap
dan outlook orang-orang berubah ketika sikap
dan outlook kelompoknya juga berubah. Namun Asch juga menyumbang
prinsip lain dari pengaruh kelompok dengan melakukan penelitian tentang
konformitas ini. Orang-orang yang diteliti oleh Asch mengira bahwa mereka
sedang mengikuti tes akuisi visual, karena Asch menyodorkan gambar garis-garis
lurus horizontal. Ketika ada 1 orang di antara mereka menjawab salah, 37% dari
partisipan tersebut memberikan jawaban salah. Asch menyadari bahwa ini
disebabkan karena pengaruh mayoritas.
2.
Keseragaman Suara (Unanimity and Conformity)
Pada hari keenam perundingan keputusan kasus Corona, 9 juri
menganggap Corona bersalah, dan 3 lainnya tidak. Naomi (salah satu juri)
satu-satunya juri yang tidak setuju bahwa Corona bersalah, ia berharap juri
lain beranggapan sama dengannya. Namun, ketika voting kembali diadakan pada
hari itu, 11 orang menganggap corona bersalah dan hanya Naomi lah yang
menganggap Corona tidak bersalah. Lalu pada voting berikutnya, ia secepatnya
memutuskan bahwa Corona bersalah.
Pertama, kekuatan mayoritas akan melemah ketika kebulatan
suara tidak dapat dipertahankan. Kebanyakan anggota kelompok berpikir bahwa
kelompoknya akan berpikir bahwa ia aneh dan irasional ketika keputusannya
berbeda dari yang lain. Kedua, ketika orang menghadapi pengaruh tekanan
kelompok yang terlalu besar. Ketiga, semakin besar ukuran dari koalisi minoritas,
maka semakin kecil koalisi mayoritas. Lima orang yang bersatu melawan satu
orang jauh lebih kuat daripada empat orang yang bersatu melawan dua orang.
3. Kekuatan
Jumlah
Dalam
hal pengaruh social, ukuran/jumlah bias mengakibatkan suatu perubahan tertentu.
Berdasarkan penelitian Asch pada 17 orang, beberapa dari mereka melakukan
konformitas ketika ada 1 orang yang tidak setuju pada pendapat mereka. Ketika
subjek menghadapi 2 lawan, konformitas meningkat hingga 13,6%, dan ketika 3
lawan 1 maka konformitas meningkat hingga 31,8%. Menurut Asch, konformitas
jarang terjadi jika kurang dari 3-4 orang.
4. Kepatuhan
Kepatuhan
adalah perubahan yang terjadi saat target dari pengaruh social pura-pura/secara
public menyetujui si influencer (orang yang mempengaruhinya), padahal
ia pribadi sebenarnya tidak setuju dengannya. Contohnya Naomi, ia sebenarnya
tidak setuju bahwa Corona bersalah namun karena keadaan bahwa ia satu-satunya
yang memiliki pendapat berbeda, akhirnya ia mengubah opininya di hadapan juri
lain walau dirinya tidak setuju sepenuhnya bahwa Corona bersalah.
Pada
penelitian, anggota kelompok menyatakan pendapat mereka secara terbuka,
sehingga tekanan untuk melakukan kepatuhan pun meningkat. Sedangkan
pada percobaan Crutchfield yang dikenal sebagai Crutchfield Apparatus, tekanan
tersebut berubah menjadi ‘conversion’ / konversi karena anggota
kelompok tidak menyatakan pendapat mereka secara public, tetapi secara pribadi
walau pada waktu yang bersamaan.
5. Limits
to Majority Influence
Batas
pengaruh mayoritas dapat dibagi menjadi beberapa hal yaitu kesesuaian budaya
dan era sekarang hal ini menyangkut kehidupan yang menjadi trend pada zaman
atau saat ini yang dianggap banyak menjadi perbincangan atau gaya hidup
masyarakat, hal tersebut relatif bagi sebagian orang yang kadang masih
berpegang teguh pada budaya lama atau kebiasaan yang dia jalani.
Kesesuaian
jenis kelamin yang hal ini berbeda antara laki-laki dan perempuan yang mana hal
tersebut dapat menjadi batas jika sebuah konformitas dilakukan contohnya jika ada
suatu benda yang menyangkut gaya pada sebuah trend yang selayaknya diperuntukan
kepada laki-laki atau perempuan saja maka hal ini menjadi batasyang nyata.
Kesesuaian yang menyangkut seluruh orang yang kadang membuat kita ingin di akui
sebagai bagian dari kelompok atau perkumpulan yang ada. Semua yang telah
dilakukan pasti ada mempunyai pengaturan terlebih dalam sebuah tugas hal ini
menjadikan sebuah identitas yang mana ini harus di ikuti oleh orang-orang yang
ada di dalamnya.
Pengaruh
minoritas ini bisa di contohkan dengan konsistensinya dalam suatu rapat yang
mana hal ini menjadi pertimbangan semua orang pada kegiatan tersebut,status
minoritas juga dipertimbangkan dalam hal ini contoh jika dia tidak menyetujui
satu keputusan-keputusan dengan alasan yang masuk akal dan berbobot dan pantas
dapat dipertimbangkan hal itu dapat menjadi pengaruh untuk mayoritas.
Complience
atau kesepakatan dimana hal ini dapat mempengaruhi seseorang untuk mengambil
keputusan tetapi ini dapat dilawan dengan sebuah perubahan atau conversion,hal
ini bisa menjadi penyebab berubahnya suatu keputusan dalam kelompok karena
adanya pengaruh yang datang
Dari beberapa sisi
dapat dipandang yang kita ketahui pengaruh sosial mempunyai dampak yang besar
terutama dalam kelompok atau suatu kalangan baik minoritas atau mayoritas yang
ada disekitar kita, entah dalam suatu kelompok peer-group atau resmi seperti kelompok
rapat dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling memiliki
hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa
kebersamaan dan rasa memiliki.Interaksi sosial dalam hidup bermasyarakat, akan
saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang
dapat Manusia dan menimbulkan suatu proses interaksi sosial manusia dalam hidup
bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama
lain.Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara
nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber
masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam yaitu contoh
masalah sosial dalam masyarakat.
B.
SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada
penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita
mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok
kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al
insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa
menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA